Kamis, 04 Maret 2010

Data diri

nama saya LARA RIZKY,
memanage waktu itu sangat penting  apa lagi pada saat saya menginjak umur 19 ini saya merasa seperti hampa jikalau tidak ada waktu yang saya buang-buang degan sia - sia.. hidup cuma sekali maka buatlah yang berarti.


untuk mengisinya itu saya isi waktu waktu luang saya dengan kuliah,sambil kerja meski kerjanya hanya freetime saja yaitu saya mencoba menggebuk sebuah alat musik yang bisa berbunyi dan mengeluarkan sebuah irama yaitu tempo yang saya keluarkan di mana jikalau di sebuah band itu sayalah patokanya.Apakah itu ??

YAK benar itulah saya pemain drum di sebuah band ternama di indonesia,meski belum terdengar enak di masyarakat indonesia yaitu sebuah musik keras ( METAL )


Tapi hati besar saya ingin memajukan suatu band di indonesia itu sebagai panutan yang tepat buat anak anak bangsa indonesia agar membuat suatu inspirasi dan sebuah karya yang baru..

dan bukan hanya itu saja,saya meluangkan waktu saya dengan menjalankan sebuah bisnis terbesar di indonesia yang di mana legalitas perusahaanya ini cukup lengkap,mentri-mentri telah mendukung di perusahaan saya tersebut ,bahkan MUI(majelis ulama indonesia) pun ikut menghalalkan dengan cara yang sedetail mungkin karna dengan banyaknya perusahaan yang saya ikuti itu tidak di halalkan dengan secara islami..jikalau kenapa saya mau menjalankan bisnis,karena ingin memperluas lagi pemikiran dan wawasan saya dengan luas dan belajar secara pengembangan diri pun saya dapatkan,yang biasanya hanya di kuliah bisanya yang saya dapatkan hanya sebuah materi,nah di sinipun saya mendapatkan suatu pengembangan yang begitu dasyat dengan support system yang begitu cerdas.apa lagi untuk membiayai saya kuliahpun dengan insya allah saya membayarnya sendiri sambil kerja freetime .


Kuliahlah bagi saya itu penting,karena dengan kuliahlah saya dapat mendisiplinkan waktu dengan baik maupun kepribadian dan pengembangan diripun...








praktikum inilah yang allhamdullilahnya sya mengikuti terus kelas praktikum di semester ini..

Data independence

Independensi data fisik berhubungan dengan menyembunyikan detail dari struktur penyimpanan dari aplikasi pengguna. Aplikasi tidak boleh terlibat dengan masalah ini, karena tidak ada perbedaan dalam operasi yang dilakukan terhadap data.
Data operasi kemerdekaan dan kemerdekaan bersama-sama memberikan fitur data abstraksi. Ada dua tingkat independensi data. Isi [hide]

    
* 1 tingkat pertama
    
* 2 tingkat Kedua
    
* 3 Data Jenis Kemerdekaan
    
* 4 Lihat juga
[sunting] Tingkat Pertama
Struktur logis data dikenal sebagai definisi skema. Secara umum, jika pengguna mengoperasikan aplikasi pada subset atribut relasi, seharusnya tidak akan terpengaruh kemudian, ketika atribut baru ditambahkan ke relasi yang sama. Independensi data logis menunjukkan bahwa skema konseptual dapat diubah tanpa mempengaruhi skema yang ada. [sunting] Tingkat Kedua
Struktur fisik data disebut sebagai "deskripsi data fisik". Independensi data fisik berhubungan dengan menyembunyikan detail dari struktur penyimpanan dari aplikasi pengguna. Aplikasi tidak boleh terlibat dengan masalah ini karena, secara konseptual, tidak ada perbedaan dalam operasi yang dilakukan terhadap data. Ada dua jenis data kemerdekaan:

   
1. Independensi data logis: Kemampuan untuk mengubah logis (konseptual) skema tanpa mengubah skema Eksternal disebut data logis kemerdekaan. Misalnya, penambahan atau penghapusan entitas baru, atribut, atau hubungan ke skema konseptual harus dapat dibuat tanpa harus mengubah skema eksternal yang ada atau harus menulis ulang program aplikasi yang sudah ada.
   
2. Data fisik kemerdekaan: Kemampuan untuk mengubah skema fisik tanpa mengubah skema logis disebut data fisik kemerdekaan. Sebagai contoh, perubahan ke skema internal, seperti menggunakan file yang berbeda organisasi atau struktur penyimpanan, penyimpanan data, atau strategi pengindeksan, harus dimungkinkan tanpa harus mengubah skema konseptual maupun eksternal.
[sunting] Data Jenis Kemerdekaan
Independensi data memiliki dua tipe: 1. Kemerdekaan fisik dan 2. Logis Kemerdekaan. Dengan pengetahuan tentang arsitektur skema tiga istilah independensi data dapat dijelaskan sebagai berikut: Masing-masing tingkat yang lebih tinggi arsitektur data yang kebal terhadap perubahan tingkat yang lebih rendah berikutnya dari arsitektur.
Fisik Kemerdekaan: skema logis tetap tidak berubah meskipun ruang penyimpanan atau jenis beberapa data yang berubah untuk alasan pengoptimalan atau reorganisasi.
Logis Kemerdekaan: skema eksternal mungkin tetap tidak berubah untuk sebagian besar perubahan skema logis. Hal ini terutama diinginkan sebagai perangkat lunak aplikasi tidak perlu dimodifikasi atau baru diterjemahkan.



http://en.wikipedia.org/wiki/Data_independence

Ketaqwaan dalam Kehidupan

Islam adalah agama yang diwahyukan Allah kepada umat manusia melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad Saw. Ini berarti bahwa ajaran Islam itu adalah wahyu dari Allah Swt. Dari sudut pandang ini dapat disebut bahwa Islam bersifat “shistoris”, dalam arti berwujud ajaran-ajaran murni yang bersifat mutlak dan universal (berlaku umum tanpa terikat ruang dan waktu). Oleh karena itu, apa yang dilakukan umat dalam kehidupan mereka sehari-hari dapat dikatakan, berdasarkan wahyu dari Allah Swt. Tetapi, karena Islam adalah untuk kepentingan manusia dalam mewujudkan kebahagiaan, maka ia harus menyejarah, yakni menyatu dengan pengalaman hidup manusia sendiri yang menjelma dalam sejarah. Artinya, Islam dalam realitas kehidupan umatnya terkait erat dengan ruang dan waktu. Hal ini terbukti dengan jelas dalam kenyataan sejarah pemikiran dan praktik keagamaan umat Islam. Dari sudut pandang inilah akan dikaji keberagamaan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan.
Masyarakat Kalimantan Selatan adalah mayoritas beragama Islam. Data yang diperoleh dari Kantor Wilayah Departemen Agama Kalimantan Selatan pada tahun 1999 tentang jumlah pemeluk agama menunjukkan, bahwa dari 2.855.869 penduduk Kalimantan Selatan, 2.768.726 penduduk (96.9%) beragama Islam. Sebagai umat Islam tentu meyakini bahwa apa yang selama ini diperbuat telah sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Meskipun demikian ternyata dalam siklus kehidupan sebagian masyarakat Islam di sini masih terdapat pelbagai kepercayaan, aktivitas ritual dan upacara keagamaan yang bermuatan budaya lokal.
Pada tahun 1984 Tim Fakultas Ushuluddin pernah melakukan penelitian tentang Islam di Kalimantan Selatan (Studi tentang Corak Keagamaan Umat Islam) Hasil penelitian ini melaporkan adanya pelbagai aktivitas umat Islam di Kalimantan Selatan yang merupakan peninggalan budaya lokal masa lalu, seperti Upacara Mandi Penganten, Upacara Mandi Hamil Tujuh Bulan, (Buang Baya), Upacara Tapung Tawar Kelahiran, Upacara Batimbang Anak (yang lahir di bulan Safar) dan lain-lain. Penelitian yang lebih lengkap dan mendalam pernah dilakukan oleh Alfani Daud dengan mengambil judul—yang dibukukan, diterbitkan–, Islam dan Budaya Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. Buku ini berasal dari Disertasi yang bersangkutan untuk mendapat gelar Doktor pada tahun 1991 di IAIN (Sekarang UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Untuk mengetahui pelbagai aktivitas keberagamaan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan pada perkembangan terakhir perlu dilakukan penelitian lanjutan. Mungkin saja ada beberapa aktivitas keagamaan yang sudah dideskripsikan pada penelitian sebelumnya, karena apa yang mereka lakukan sekarang merupakan warisan masa lalu. Namun, boleh jadi ada temuan baru yang belum terungkap, di samping beberapa aktivitas yang belum diuraikan. Untuk sekedar petunjuk arah dan acuan dalam penelitian ini, sesuai dengan latar belakang pemikiran di atas, masalah yang mau dijawab: (1) Bagaimana gambaran keberagamaan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan? (2) Faktor-faktor historisitas apa saja yang mempengaruhi keberagamaan mereka? Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan dalam membangun masyarakat di Kalimantan Selatan, selain sebagai informasi akademik yang menambah khazanah kebuyaan nasional.
Selama kurun waktu lima tahun, yaitu antara tahun 1995 sampai dengan tahun 1999 terdapat 34 mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari yang mengangkat masalah keberagamaan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana. Nama-mana mereka dan judul-judul skripsi yang bersangkutan dapat dilihat pada Daftar Pustaka (Sumber Data Penelitian) di akhir tulisan ini. Dari sejumlah karya tulis tersebut pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) Pelbagai kepercayaan yang menggejala pada masyarakat Islam di Kalimantan Selatan, dan (2) Pelbagai upacara dan tradisi yang masih dilakukan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan.
1. Pelbagai Kepercayaan yang Menggejala pada Masyarakat Islam di Kalimantan Selatan
Pelbagai kepercayaan masyarakat Islam di Kalimantan Selatan yang dilaporkan mahasiswa selama kurun waktu lima tahun seperti disebutkan di atas dapat dikelompokkan ke dalam: (a) Kepercayaan terhadap waktu-waktu tertentu, (b) Kepercayaan terhadap tempat-tempat tertentu, dan (c) Kepercayaan terhadap benda/orang tertentu.
a. Kepercayaan terhadap Waktu-waktu Tertentu
Sebagian masyarakat Islam di Desa Sungai Punggu Baru Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan mempercayai bahwa Bulan Sapar adalah bulan sial. Kesialan bulan Sapar tergambar dalam beberapa anggapan seperti:
  1. Perkawinan yang dilaksanakan pada bulan Sapar dianggap tidak akan bisa langgeng. Sering terjadi pertengkaran antara suami isteri, rumah tangga tidak bisa damai dan akan berakhir dengan perceraian.
  2. Penghuni yang tinggal di rumah yang dibangun di bulan Sapar akan tidak bisa hidup tenang, terasa panas dan selalu ingin keluar dari rumah, seperti burung yang selalu ingin lepas dari sangkar.
  3. Anak yang lahir di bulan Sapar berakibat sial bagi anak itu dan juga bagi orangtuanya. Untuk membuang sial tersebut harus dilakukan upacara Batimbang Anak.
  4. Dalam bulan Sapar terdapat satu hari yang disebut dengan Arba Mustamir (hari Rabu terakhir pada bulan Sapar). Pada hari tersebut turun berbagai penyakit dan karena itu hendaknya orang tidak keluar rumah.
Sebagian masyarakat, khususnya masyarakat Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin mempercayai bahwa melakukan akad nikah di antara dua Hari Raya (Idul Fithri dan Idul Adha) akan berakibat sial terhadap perkawinan atau rumah tangga kedua mempelai. Pelanggaran terhadap waktu yang dipandang sial tersebut:
1) Perkawinan atau rumah tangga yang dibina tidak akan langgeng.
2) Perkawinan tidak mendapat berkah.
3) Perkawinan atau rumah tangga selalu diwarnai perselisihan antara suami isteri.
b. Kepercayaan terhadap Tempat-tempat Tertentu
Di antara tempat yang dipercayai memiliki keistimewaan oleh masyarakat adalah Masjid Al-A’la di desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sebagian masyarakat di sana mempercayai bahwa Mesjid al-A’la yang ada di desa Jatuh adalah masjid yang memiliki karamah. Anggapan ini dilatarbelakangi oleh tiga legenda, yaitu:
  1. Bahwa pembangunan masjid al-A’la adalah atas perintah keluarga raja dari Mekkah.
  2. Bahwa lokasi masjid al-A’la berada dekat sebuah sungai yang mempunyai dua cabang anak sungai yang airnya mengalir ke arah yang berlawanan.
  3. Bahwa lokasi masjid tersebut semula adalah daerah rawa, namun secara perlahan berubah menjadi daratan yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya tanpa usaha masyarakat.
Sebagian masyarakat di desa Bayur Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan mempercayai bahwa sebuah bangunan berbentuk persegi empat berukuran 4 x 4 meter dengan bahan bangunan dari kayu beratap daun rumbia dan hanya mempunyai lantai tanpa dinding, yang bernama Balai Amas, mempunyai keistimewaan yang sakral sehingga dijadikan sebagai tempat keramat. Tidak ada masyarakat yang mengetahui kapan awal adanya. Kepercayaan ini dilatarbelakangi oleh beberapa legenda, yaitu:
  1. Sebelumnya lokasi berdirinya Balai Amas adalah daerah rawa yang berair dalam, sehingga tidak mungkin untuk mendirikan bangunan. Tanpa usaha masyarakat, lokasi itu berubah menjadi dataran tinggi.
  2. Balai Amas dipercayai sebagai tempat tinggal seorang tokoh yang terkenal sakti, bernama Datuk Dulamat. Masyarakat mempercayai bahwa Datuk Dulamat menghilang dari pergaulan dan tidak diketahui perginya. Dia dipandang banyak berjasa dalam menyebarkan agama Islam dan melawan penjajah Belanda.
  3. Kalau ada bagian bangunan yang rusak, maka ada salah seorang penduduk di sekitarnya bermimpi disuruh memperbaikinya.
  4. Di lokasi bangunan tersebut, terdapat tambang emas yang dijaga oleh seekor ular besar di mana masyarakat sekitar sering melihatnya.
Ada pula orang yang mempercayai keistimewaan Pulau Kembang, sebuah pulau yang dikelilingi sungai yang terletak di Desa Alalak Kecamatan Alalak Berangas Kabupaten Barito Kuala, di sana orang melakukan “mandi selamat”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh suatu kepercayaan bahwa Pulau Kembang adalah tempat tinggal para makhluk gaib dan ruh-ruh yang bisa mendatangkan malapetaka dan juga bisa diminta pertolongan untuk mencapai suatu tujuan. Makhluk gaib tersebut adalah jin yang beragama Islam, sedang ruh gaib yang populer adalah ruh Pangeran Suriansyah. Para makhluk dan ruh gaib itu bertempat tinggal di pohon-pohon kayu, di daun dan kembang di tepi pantai dan pada binatang-binatang kera yang menghuni Pulau Kembang tersebut.
Sebagian masyarakat ada yang mempercayai adanya keramat kubur seprti kubur almarhum Guru Ruandi bin Riduan di Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. Manurut mereka tanda kekeramatan itu ialah adanya bau harum yang diyakini berasal dari kubur Guru Ruandi tersebut. Kepercayaan serupa juga terdapat pada masyarakat, terutama para penziarah, terhadap Makam Datuk Kandang Haji di Kecamatan Juai Kabupaten Hulu Sungai Utara (sekarang Kabupaten Balangan). Mereka meyakini bahwa makam Datuk Kandang Haji ini mempunyai keramat dan maunah. Oleh karena itu, ia diyakini memiliki kekuatan gaib yang dapat memberi keberuntungan atau kesengsaraan bagi kehidupan seseorang.
c. Kepercayaan terhadap Benda-benda/Orang tertentu
Di kalangan masyarakat Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala yang memiliki besi tua (keris) ada yang mempercayai adanya tuah (kekuatan gaib) pada besi tua tersebut yang dapat memberi manfaat dan mendatangkan mudarat. Menurut pemiliknya, manfaat yang dirasakan antara lain dalam perjalanan ke luar kampung, bila membawa besi tua tersebut hati menjadi tenang, rasa percaya diri, aman dari gangguan orang yang mau berbuat jahat. Juga mendapat kemudahan dalam mencari rizki. Sedangkan mudarat yang bisa menimpa pemilik dan atau keluarganya, jika keris tidak dirawat, adalah kepingitan (suatu penyakit aneh dan tidak bisa disembuhkan secara medis). Penyembuhannya adalah dengan cara membersihkan keris dengan air jeruk nipis dan mengganti sarung keris–jika sudah tidak layak lagi—dengan kain kuning. Semua itu dilakukan dalam suatu upacara pembersihan keris.
Sebagian masyarakat di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin mempercayai bahwa batu-batu kerikil yang ada di bawah mimbar di dalam masjid al-Mukarramah mempunyai kekuatan gaib yang dapat memberikan manfaat bagi seseorang yang memegang atau membawanya dnegan cara meminjam salah satu batu kepada penjaga masjid dan harus mengembalikannya setelah keperluan terhadap batu itu selesai. Jumlah batu dimaksud sebanyak 15 biji, 14 biji berwarna hitam dan satu biji berwarna putih. Ukuran berat batu masing-masing berkisar antara 2.8 gr s/d 9.4 gr. Khasiat atau kekuatan dari batu-batu tersebut diyakini sebagai berikut:
  1. Dapat menimbulkan keyakinan diri akan keselamatan dari berbagai macam gangguan, baik yang diketahui maupun tidak.
  2. Mempunyai kekuatan gaib, sehingga orang yang membawanya memiliki kekuatan yang luar biasa pada saat terjepit.
  3. Memberikan kekebalan terhadap semua jenis senjata.
  4. Bagi seseorang yang meminjam batu tersebut dan tidak mengembalikannya sesuai dengan janji akan berakibat timbulnya penyakit kulit di badannya.

http://warkop.wordpress.com/2008/11/18/islam-dan-ketaqwaan/

Keimanan & Implikasi Tauhid dalam Islam

Pentingnya Da'wah tauhid

"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS Al Jumu'ah: 2). Selama 13 tahun di Mekkah, Rasulullah selalu berkata kepada manusia: "Ucapkanlah La ilaa ha illallah, pasti kalian beruntung." Da'wah dan tarbiyah haruslah dimulai dengan pemantapan tauhid dihati masyarakat. Maka barang siapa menginginkan kekuasaan sebelum da'wah dan tarbiyah, pasti ia akan gagal. Sebelum berbuah, pohon aqidah yang ditanam memerlukan perawatan, penyiraman, dan pemupukan yang cukup lama dan intensif. Kemudian setelah itu kita tunggu dan kita harapkan buahnya. (Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr)

Kitab Tauhid 2
oleh: Team Ahli Tauhid
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya." (Al-Anfal: 2-4)

"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia." (Al-Anfal: 74)

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.

Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.

Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang.

Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya. Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna Islam dan iman.

Islam Dan Iman
Di dalam Islam dan iman terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi Shalallaahu alaihi wasalam membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam hadits Jibril, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata,
"Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada suatu hari keluar berkumpul dengan para sahabat, tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, "Apakah iman itu?" Beliau menjawab, "Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan engkau beriman dengan hari Kebangkitan." Dia bertanya lagi, "Apakah Islam itu?" Beliau menjawab, "Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepadaNya, engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah." Dia bertanya lagi, "Apakah ihsan itu?" Beliau menjawab, "Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu." Dia bertanya lagi, "Lalu kapankah Kiamat tiba?" Beliau menjawab, "Orang yang ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya. Tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita budak melahirkan tuannya, jika para penggembala unta hitam telah berlomba-lomba meninggikan bangunan. (Ilmu tentang) hari Kiamat termasuk dalam lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah." Kemudian dia pergi, lalu nabi bersabda, "Kembalikan dia!" Tetapi orang-orang tidak melihat sesuatu. Beliau kemudian bersabda, "Dia ada-lah Jibril, datang kemari untuk mengajari manusia tentang agama-nya." (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab Su’alu Jibril An-Nabi wa anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).


Islam
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam banyak menamakan beberapa perkara dengan sebutan Islam, umpamanya: taslimul qalbi (penyerahan hati), Salama-tunnas minal lisan wal yad (tidak menyakiti orang lain dengan lisan dan tangan), memberi makan, serta ucapan yang baik.

Semua perkara ini, yang disebut Rasulullah sebagai Islam mengandung nilai penyerahan diri, ketundukkan dan kepatuhan yang nyata. Hukum Islam terwujud dan terbukti dengan dua kalimat syahadat, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah.

Ini semua adalah syiar-syiar Islam yang paling tampak. Seseorang yang melaksanakannya berarti sempurnalah peng-hambaannya. Apabila ia meninggalkannya berarti ia tidak tunduk dan berserah diri. Lalu penyerahan hati, yakni ridha dan taat, dan tidak menggang-gu orang lain, baik dengan lisan atau tangan, ia menunjukkan adanya rasa ikatan ukhuwah imaniyah.

Sedangkan tidak menyakiti orang lain merupakan bentuk ketaatan menjalankan perintah agama, yang memang menganjurkan kebaikan dan melarang mengganggu orang lain serta memerintahkan agar mendermakan dan menolong serta men-cintai perkara-perkara yang baik. Ketaatan seseorang dengan berbagai hal tersebut juga hal lainnya adalah termasuk sifat terpuji, yakni jenis kepatuhan dan ketaatan, dan ia merupakan gambaran yang nyata ten-tang Islam.

Hal-hal tersebut mustahil dapat terwujud tanpa pembenaran hati (iman). Dan berbagai hal itulah yang disebut sebagai Islam.

Iman
Kita telah mengetahui jawaban Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hadits Jibril . Beliau juga menyebut hal-hal lain sebagai iman, seperti akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul Shalallaahu alaihi wasalam, cinta sahabat, rasa malu dan sebagainya. Itu semua adalah iman yang merupakan pembenaran batin.

Tidak ada sesuatu yang mengkhususkan iman untuk hal-hal yang bersifat batin belaka. Justru yang ada adalah dalil yang menunjukkan bahwa amal-amal lahiriah juga disebut iman. Sebagiannya adalah apa yang telah disebut Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sebagai Islam.

Beliau telah menafsirkan iman kepada utusan Bani Abdil Qais dengan penafsiran Islam yang ada dalam hadits Jibril. Sebagaimana yang ada dalam hadits syu'abul iman (cabang-cabang iman). Rasululah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Yang paling tinggi adalah ucapan, 'La ilaha illallah' dan yang paling rendah meyingkirkan gangguan dari jalan."

Padahal apa yang terdapat di antara keduanya adalah amalan lahiriah dan batiniah. Sudah diketahui bersama bahwa beliau tidak memaksudkan hal-hal tersebut menjadi iman kepada Allah tanpa disertai iman dalam hati, sebagaimana telah dijelaskan dalam banyak dalil syar'i tentang pentingnya iman dalam hati.

Jadi syiar-syiar atau amalan-amalan yang bersifat lahiriah yang disertai dengan iman dalam dada itulah yang disebut iman. Dan makna Islam mencakup pembenaran hati dan amalan perbuatan, dan itulah istislam (penyerahan diri) kepada Allah.

Berdasarkan ulasan tersebut maka dapat dikatakan, sesungguhnya sebutan Islam dan iman apabila bertemu dalam satu tempat maka Islam ditafsirkan dengan amalan-amalan lahiriah, sedangkan iman ditafsirkan dengan keyakinan-keyakinan batin. Tetapi, apabila dua istilah itu di-pisahkan atau disebut sendiri-sendiri, maka yang ditafsiri dengan yang lain.

Artinya Islam itu ditafsiri dengan keyakinan dan amal, sebagaimana halnya iman juga ditafsiri demikian. Keduanya adalah wajib, ridha Allah tidak dapat diperoleh dan siksa Allah tidak dapat dihindarkan kecuali dengan kepatuhan lahiriah disertai dengan keyakinan batiniah. Jadi tidak sah pemisahan antara keduanya.

Seseorang tidak dapat menyempurnakan iman dan Islamnya yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan mengerjakan perintah dan menjauhkan diri dari laranganNya. Sebagaimana kesempurnaan tidak mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju, karena adanya bermacam-macam tingkatan sesuai dengan tingginya kuantitas dan kualitas amal serta keimanan. Wallahu a'lam!


http://belajar-tauhid.blogspot.com/2005/04/hakikat-iman.html