Rabu, 29 September 2010

Warga Trauma Bentrokan di Depan Pengadilan Jakarta Selatan 'AMPERA CAFE BLOWFISH'

Sejumlah warga mengaku trauma dengan peristiwa bentrok berdarah di Jalan Ampera tidak jauh dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9) siang tadi.
"Kondisi saat itu menakutkan. Orang ramai berteriak dan saling bacok. Juga terdengar ledakan senjata," kata Ariadi, 25 tahun, pemilik kios rokok di Jalan Ampera.

Ariadi mengaku sempat ketakutan saat bentrokan terjadi. "Saya langsung masuk dan menutup kios," lanjutnya.

Hal senada diakui Toyib, 30 tahun, penjual bubur kacang ijo di Jalan Ampera. "Dulu juga pernah rusuh waktu sidang kasus Sangaji. Kondisi juga mencekam, dan sekarang terulang lagi," katanya.

Riani, 30 tahun, warga Jalan Ampera mengaku syok melihat kerusuhan itu. "Darah berceceran di jalan," katanya.

Karena itu, ia meminta polisi bisa mengantisipasi sidang yang berpotensi menimbulkan kerusuhan. "Kejadiannya di jalan, bisa saja mereka salah sasaran dan menyerang warga yang tidak tahu apa-apa yang sedang melintas di jalan," imbuhnya.

Siang tadi keributan bentrokan antar dua kubu yang bersengketa dalam kasus Blowfish yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengakibatkan tiga orang tewas. Korban tewas adalah Saifudin, Agustinus Tamaza, dan Frederick Philo Letlet.
Selain itu juga ada delapan orang dan tiga polisi terluka. Bahkan Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy juga terserempet peluru di bagian lutut kaki kiri


INI SEMUA KARNA ADA BISIKAN DR *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar